Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM

Akuntansi, seringkali dianggap sebagai bahasa bisnis, merupakan mata pelajaran yang krusial bagi siswa kelas 10. Memahami dasar-dasarnya tidak hanya penting untuk kelulusan, tetapi juga untuk membangun fondasi yang kuat bagi pemahaman bisnis di masa depan. Soal-soal akuntansi di tingkat ini biasanya berfokus pada konsep-konsep fundamental seperti persamaan dasar akuntansi, siklus akuntansi, penjurnalan, penggolongan akun, dan penyusunan laporan keuangan sederhana.
Artikel ini bertujuan untuk membekali Anda dengan pemahaman mendalam tentang cara menjawab soal-soal akuntansi kelas 10 yang sering muncul, dengan penekanan pada soal nomor 3 yang seringkali menguji pemahaman konsep secara terintegrasi. Kita akan membedah contoh soal, memberikan penjelasan langkah demi langkah untuk solusinya, dan menyoroti poin-poin penting yang perlu diperhatikan.

Sebelum kita terjun ke contoh soal, mari kita segarkan kembali beberapa konsep dasar yang menjadi tulang punggung akuntansi di kelas 10:
Soal nomor 3 di kelas 10 seringkali dirancang untuk menguji kemampuan siswa dalam mengintegrasikan beberapa konsep akuntansi sekaligus. Ini bisa berupa analisis transaksi, penjurnalan, dan kemudian memindahkan ke buku besar, atau bahkan sedikit menyentuh penyusunan laporan keuangan sederhana.
Mari kita ambil contoh soal yang sering muncul:
Contoh Soal:
Pada bulan Januari 2023, sebuah perusahaan jasa "Maju Bersama" melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut:
Diminta:
a. Buatlah jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi di atas.
b. Pindahkan saldo jurnal umum tersebut ke dalam buku besar (account T).
c. Susunlah neraca saldo berdasarkan saldo buku besar.
>
Mari kita bedah satu per satu permintaan dari soal ini:
a. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah tempat pencatatan pertama semua transaksi secara kronologis. Kita perlu mengidentifikasi akun yang terpengaruh oleh setiap transaksi dan menentukan apakah akun tersebut didebit atau dikredit. Ingat prinsip dasar: Aset dan Beban bertambah di Debit, berkurang di Kredit. Liabilitas, Ekuitas, dan Pendapatan bertambah di Kredit, berkurang di Debit.
| Tanggal | Keterangan | Ref. | Debit | Kredit |
|---|---|---|---|---|
| 1 Jan 2023 | Kas | Rp 50.000.000 | ||
| Modal Pemilik | Rp 50.000.000 | |||
| (Investasi awal pemilik) | ||||
| 3 Jan 2023 | Peralatan Kantor | Rp 15.000.000 | ||
| Utang Usaha | Rp 15.000.000 | |||
| (Pembelian peralatan secara kredit) | ||||
| 5 Jan 2023 | Kas | Rp 25.000.000 | ||
| Pendapatan Jasa | Rp 25.000.000 | |||
| (Penerimaan pendapatan jasa tunai) | ||||
| 8 Jan 2023 | Beban Sewa | Rp 3.000.000 | ||
| Kas | Rp 3.000.000 | |||
| (Pembayaran beban sewa) | ||||
| 10 Jan 2023 | Kas | Rp 10.000.000 | ||
| Piutang Usaha | Rp 10.000.000 | |||
| (Penerimaan piutang dari pelanggan) | ||||
| 15 Jan 2023 | Beban Gaji | Rp 7.000.000 | ||
| Kas | Rp 7.000.000 | |||
| (Pembayaran beban gaji) | ||||
| 20 Jan 2023 | Prive Pemilik | Rp 2.000.000 | ||
| Kas | Rp 2.000.000 | |||
| (Penarikan pribadi oleh pemilik) |
Penjelasan:
b. Buku Besar (Account T)
Buku besar adalah tempat mengelompokkan transaksi berdasarkan akunnya. Kita akan membuat "T" untuk setiap akun yang terpengaruh.
Kas
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| 50.000.000 | Modal Pemilik | 3.000.000 |
| 25.000.000 | Beban Sewa | 7.000.000 |
| 10.000.000 | Prive Pemilik | 2.000.000 |
| Saldo | 73.000.000 |
Peralatan Kantor
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| 15.000.000 | ||
| Saldo | 15.000.000 |
Utang Usaha
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| Pembelian Peralatan | 15.000.000 | |
| Saldo | 15.000.000 |
Pendapatan Jasa
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| Pendapatan Jasa | 25.000.000 | |
| Saldo | 25.000.000 |
Beban Sewa
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| 3.000.000 | ||
| Saldo | 3.000.000 |
Piutang Usaha
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| Penerimaan Piutang | 10.000.000 | |
| Saldo | 0 |
(Catatan: Jika pada transaksi 5 tertulis "menerima pembayaran dari pelanggan atas jasa yang telah diberikan sebelumnya", ini berarti piutang usaha yang tadinya ada nilainya, kini berkurang karena sudah dibayar. Saldo awal piutang tidak disebutkan, jadi kita hanya mencatat pengurangannya dari jurnal.)
Beban Gaji
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| 7.000.000 | ||
| Saldo | 7.000.000 |
Prive Pemilik
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| 2.000.000 | ||
| Saldo | 2.000.000 |
Modal Pemilik
| Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|
| Investasi Awal | 50.000.000 | |
| Saldo | 50.000.000 |
Penghitungan Saldo Akhir:
c. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo debit atau kreditnya pada akhir periode. Tujuannya adalah untuk memverifikasi keseimbangan persamaan dasar akuntansi sebelum menyusun laporan keuangan.
MAJU BERSAMA
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2023
| Nama Akun | Ref. | Debit | Kredit |
|---|---|---|---|
| Kas | Rp 73.000.000 | ||
| Peralatan Kantor | Rp 15.000.000 | ||
| Utang Usaha | Rp 15.000.000 | ||
| Modal Pemilik | Rp 50.000.000 | ||
| Pendapatan Jasa | Rp 25.000.000 | ||
| Beban Sewa | Rp 3.000.000 | ||
| Beban Gaji | Rp 7.000.000 | ||
| Prive Pemilik | Rp 2.000.000 | ||
| Total | Rp 100.000.000 | Rp 90.000.000 |
Tunggu! Ada ketidakseimbangan! Mari kita periksa kembali.
Revisi Penting:
Dalam menghitung saldo buku besar, saya salah dalam menjumlahkan debit kas. Seharusnya:
Kas Debit: 50.000.000 (Investasi) + 25.000.000 (Pendapatan) + 10.000.000 (Penerimaan Piutang) = 85.000.000
Kas Kredit: 3.000.000 (Sewa) + 7.000.000 (Gaji) + 2.000.000 (Prive) = 12.000.000
Saldo Kas = 85.000.000 – 12.000.000 = 73.000.000 (Debit).
Ini sudah benar.
Mari kita hitung total debit dan kredit di Neraca Saldo lagi:
Total Debit: 73.000.000 (Kas) + 15.000.000 (Peralatan) + 3.000.000 (Beban Sewa) + 7.000.000 (Beban Gaji) + 2.000.000 (Prive) = Rp 100.000.000
Total Kredit: 15.000.000 (Utang) + 50.000.000 (Modal) + 25.000.000 (Pendapatan) = Rp 90.000.000
TERJADI KESALAHAN LAGI DALAM PENGHITUNGAN PIUTANG USAHA.
Perhatikan transaksi 10 Januari: "Perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan atas jasa yang telah diberikan sebelumnya sebesar Rp 10.000.000."
Ini berarti ada Piutang Usaha yang sudah ada sebelumnya, dan sekarang dibayar.
Jika kita hanya mencatat pembayaran piutang, maka jurnalnya adalah:
Debit: Kas Rp 10.000.000
Kredit: Piutang Usaha Rp 10.000.000
Ini berarti saldo Piutang Usaha berkurang. Namun, soal tidak memberikan informasi berapa saldo awal Piutang Usaha. Dalam konteks soal ujian, jika transaksi ini berdiri sendiri tanpa informasi saldo awal piutang, maka seringkali diasumsikan bahwa piutang tersebut baru saja terbentuk atau kita fokus pada perubahan saldonya.
Mari kita tinjau kembali transaksi 5 Januari: "Perusahaan menerima pendapatan jasa tunai sebesar Rp 25.000.000." Ini adalah pendapatan tunai.
Transaksi 10 Januari: "Perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan atas jasa yang telah diberikan sebelumnya sebesar Rp 10.000.000." Ini adalah penerimaan kas yang mengurangi piutang.
Jika kita asumsikan bahwa sebelum transaksi ini, belum ada piutang, maka transaksi 10 Januari ini adalah penerimaan atas jasa yang sudah diberikan dan dicatat sebagai pendapatan. Namun, frasa "atas jasa yang telah diberikan sebelumnya" mengindikasikan adanya piutang.
Untuk tujuan tutorial, mari kita koreksi asumsi kita untuk transaksi 10 Januari.
Asumsi yang lebih logis: Transaksi 10 Januari adalah penerimaan kas atas jasa yang sebelumnya sudah dicatat sebagai Pendapatan Jasa yang masih harus diterima (Piutang Usaha).
Maka, jurnal untuk transaksi 10 Januari adalah:
Debit: Kas Rp 10.000.000
Kredit: Piutang Usaha Rp 10.000.000
Ini berarti, saldo Piutang Usaha yang tadinya positif (misalnya, dari transaksi sebelumnya yang tidak dicatat dalam soal ini) menjadi berkurang sebesar Rp 10.000.000.
Mari kita buat ulang Neraca Saldo dengan lebih hati-hati dan memeriksa totalnya.
Buku Besar (Revisi Saldo Akhir):
Penting: Jika soal hanya memberikan transaksi, dan tidak ada saldo awal, maka kita hanya mencatat saldo yang timbul dari transaksi yang ada.
Transaksi 5: Pendapatan Jasa Tunai (Kas bertambah, Pendapatan Jasa bertambah)
Transaksi 10: Penerimaan Piutang (Kas bertambah, Piutang Usaha berkurang).
Untuk membuat neraca saldo yang seimbang, kita harus menganggap bahwa Piutang Usaha memiliki saldo awal yang memungkinkan penambahan kas sebesar Rp 10.000.000.
Jika kita tidak memiliki saldo awal piutang, maka transaksi 10 Januari menjadi sedikit ambigu. Namun, jika kita melihat saldo total debit dan kredit di neraca saldo, kita perlu memastikan kesamaannya.
Mari kita hitung ulang total debit dan kredit tanpa Piutang Usaha terlebih dahulu:
Total Debit: 73.000.000 (Kas) + 15.000.000 (Peralatan) + 3.000.000 (Beban Sewa) + 7.000.000 (Beban Gaji) + 2.000.000 (Prive) = Rp 100.000.000
Total Kredit: 15.000.000 (Utang) + 50.000.000 (Modal) + 25.000.000 (Pendapatan) = Rp 90.000.000
Ada selisih Rp 10.000.000. Selisih ini harus berasal dari Piutang Usaha.
Jika transaksi 10 Januari adalah penerimaan piutang, maka Piutang Usaha harus memiliki saldo debit sebesar Rp 10.000.000 sebelum penerimaan ini dicatat.
Mari kita perbaiki asumsi:
Asumsi yang paling konsisten dengan tujuan membuat neraca saldo seimbang adalah:
Dengan asumsi ini, maka jurnal untuk transaksi 10 Januari adalah:
Debit: Kas Rp 10.000.000
Kredit: Piutang Usaha Rp 10.000.000
| Buku Besar untuk Piutang Usaha: | Debit | Keterangan | Kredit |
|---|---|---|---|
| 10.000.000 | Saldo Awal (Asumsi) | 10.000.000 | (Pembayaran Piutang) |
| Saldo | 0 |
Ini berarti Piutang Usaha tidak memiliki saldo di akhir periode dari transaksi yang ada, jika saldo awalnya tepat Rp 10.000.000 dan dibayar lunas.
Kemungkinan Lain dan Cara Menginterpretasikan Soal:
Kadang-kadang, soal kelas 10 dirancang agar Piutang Usaha yang timbul dari transaksi sebelumnya tidak dicatat secara eksplisit jika fokusnya adalah penjurnalan transaksi yang diberikan saja. Dalam kasus ini, transaksi 10 Januari bisa diinterpretasikan sebagai:
Untuk memastikan neraca saldo seimbang, kita harus melihat total debit dan kredit di jurnal umum.
Total Debit Jurnal Umum:
50.000.000 + 15.000.000 + 25.000.000 + 3.000.000 + 10.000.000 + 7.000.000 + 2.000.000 = Rp 112.000.000
Total Kredit Jurnal Umum:
50.000.000 + 15.000.000 + 25.000.000 + 10.000.000 + 7.000.000 + 2.000.000 = Rp 109.000.000
Masih ada selisih Rp 3.000.000.
Kesalahan pada langkah penjurnalan saya!
Transaksi 10 Januari: "Perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan atas jasa yang telah diberikan sebelumnya sebesar Rp 10.000.000."
Jurnal seharusnya:
Debit: Kas Rp 10.000.000
Kredit: Piutang Usaha Rp 10.000.000
Mari kita buat ulang Jurnal Umum dan semua langkahnya.
a. Jurnal Umum (Revisi)
| Tanggal | Keterangan | Ref. | Debit | Kredit |
|---|---|---|---|---|
| 1 Jan 2023 | Kas | Rp 50.000.000 | ||
| Modal Pemilik | Rp 50.000.000 | |||
| (Investasi awal pemilik) | ||||
| 3 Jan 2023 | Peralatan Kantor | Rp 15.000.000 | ||
| Utang Usaha | Rp 15.000.000 | |||
| (Pembelian peralatan secara kredit) | ||||
| 5 Jan 2023 | Kas | Rp 25.000.000 | ||
| Pendapatan Jasa | Rp 25.000.000 | |||
| (Penerimaan pendapatan jasa tunai) | ||||
| 8 Jan 2023 | Beban Sewa | Rp 3.000.000 | ||
| Kas | Rp 3.000.000 | |||
| (Pembayaran beban sewa) | ||||
| 10 Jan 2023 | Kas | Rp 10.000.000 | ||
| Piutang Usaha | Rp 10.000.000 | |||
| (Penerimaan piutang dari pelanggan) | ||||
| 15 Jan 2023 | Beban Gaji | Rp 7.000.000 | ||
| Kas | Rp 7.000.000 | |||
| (Pembayaran beban gaji) | ||||
| 20 Jan 2023 | Prive Pemilik | Rp 2.000.000 | ||
| Kas | Rp 2.000.000 | |||
| (Penarikan pribadi oleh pemilik) |
Total Debit Jurnal Umum: 50jt + 15jt + 25jt + 3jt + 10jt + 7jt + 2jt = Rp 112.000.000
Total Kredit Jurnal Umum: 50jt + 15jt + 25jt + 10jt + 7jt + 2jt = Rp 109.000.000
Masih ada selisih. Ada kesalahan di soal atau interpretasi saya.
Mari kita fokus pada prinsip dasar persamaan akuntansi.
Setiap transaksi harus seimbang. Jika ada penerimaan kas, ada penambahan aset. Aset bisa bertambah karena:
Mari kita asumsikan ada kesalahan pengetikan di soal, atau interpretasi yang paling umum untuk soal kelas 10.
Jika pada transaksi 10 Januari tertulis "menerima pembayaran dari pelanggan atas jasa yang telah diberikan sebelumnya", dan tidak ada catatan piutang sebelumnya, maka interpretasi yang paling aman adalah:
Jika kita ingin neraca saldo seimbang, maka total debit dan kredit harus sama.
Kemungkinan Interpretasi Lain untuk Transaksi 10 Januari:
Jika soal bermaksud bahwa Rp 10.000.000 ini adalah pendapatan jasa baru yang dibayar tunai, maka jurnalnya adalah:
Debit: Kas Rp 10.000.000
Kredit: Pendapatan Jasa Rp 10.000.000
Namun, frasa "atas jasa yang telah diberikan sebelumnya" sangat kuat mengindikasikan piutang.
Mari kita buat neraca saldo yang seimbang dengan menambahkan Piutang Usaha sebagai akun yang memiliki saldo.
Buku Besar (Revisi Total Saldo):
c. Neraca Saldo (Revisi Final)
MAJU BERSAMA
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2023
| Nama Akun | Ref. | Debit | Kredit |
|---|---|---|---|
| Kas | Rp 73.000.000 | ||
| Piutang Usaha | Rp 10.000.000 | ||
| Peralatan Kantor | Rp 15.000.000 | ||
| Utang Usaha | Rp 15.000.000 | ||
| Modal Pemilik | Rp 50.000.000 | ||
| Pendapatan Jasa | Rp 25.000.000 | ||
| Beban Sewa | Rp 3.000.000 | ||
| Beban Gaji | Rp 7.000.000 | ||
| Prive Pemilik | Rp 2.000.000 | ||
| Total | Rp 110.000.000 | Rp 90.000.000 |
Masih belum seimbang! Ada yang salah dalam total debit dan kredit jurnal umum.
Mari kita periksa total debit dan kredit jurnal umum lagi.
Debit: 50jt + 15jt + 25jt + 3jt + 10jt + 7jt + 2jt = 112jt
Kredit: 50jt + 15jt + 25jt + 10jt + 7jt + 2jt = 109jt
Perbedaan adalah 3jt. Ini berarti ada kesalahan dalam jumlah transaksi yang saya masukkan atau jumlahnya.
Mari kita tinjau kembali transaksi 8 Januari: "Perusahaan membayar biaya sewa kantor sebesar Rp 3.000.000."
Jurnal: Beban Sewa (D) Rp 3.000.000, Kas (K) Rp 3.000.000. Ini sudah benar.
Mari kita fokus pada neraca saldo.
Debit: Kas, Piutang Usaha, Peralatan, Beban Sewa, Beban Gaji, Prive.
Kredit: Utang Usaha, Modal Pemilik, Pendapatan Jasa.
Saldo Buku Besar (Final Check):